Featured

27 YO's Philosophy

by 5:36 PM
Filsafat 27 Tahun
(Sebuah catatan perjalanan)

Sangat tidak terasa jikalau ternyata umur gw udah menginjak dua puluh tujuh tahun yang kalo gw bisa balikin jaman ulang tahun gw ke-9 dulu pas om gw pegang lilin ulang tahun gw trus dibalikin jadi angka 26 (minjem angka dua dari adek gw), sekarang gw harus semacam out of body experience menjadi jiwa yang bersemayam di tubuh yang lebih tua itu. Dan, ya memang yang namanya ulang tahun sebaiknya memang diimbangi dengan yang namanya kontemplasi. Udah saatnya mikirin alasan untuk apa melakukan sesuatu daripada cuman tau dan ikut-ikutan orang lain.

Then, semua yang ada di bumi ini pasti ada alasannya baik yang klenik apalagi yang sudah nyata-nyata tersurat. Kita tiba di saat yang tidak berbahagia karena tendensi oramg saat ini adalah mengklenikkan sesuatu yang tidak sesuai dengan aliran yang bergema di masyarakat. Lupa karena saat ini, detik ini adalah bagian dari paradoks Zeno yang harusnya membawa kita kembali ke pemahaman klasik khas Stoik, para penguasa serambi. Pilihan-pilihan dalam hidup ini membuat kita sendiri yang menentukan kemana jalan kehidupan ini, dan gw merasa harus mengikuti jejak Shakespeare dan kawan-kawan dari jaman renaissance bahwa hidup itu adalah sandiwara dan untuk itu gw harus memainkan peran yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Tugas kita simpel kok ya, kalo kata Supernova dalam buku berseri-serinya, berhentilah memilih antara apa yang kamu inginkan dan yang tidak kamu inginkan. Apalagi stagnan karena kamu bersikeras dengan apa-apa yang kamu inginkan untuk berubah (greedy on somepoint). Dan berhenti juga untuk menilai baik dan buruk dari suatu apapun, karena bukan untuk itu alasan kamu hidup di dunia yang serba simpel ini. Kamu adalah pengamat dan penikmat, bukan hakim yang serba tahu.

Terus kamu merasa kehilangan momentum? Diilhami oleh pemikiran Plato, sebenarnya momentum itu hanyalah sebuah jeda waktu yang limit mendekati nol. Eureka moment. Jadi momentum tidak bisa diciptakan, maksud di sini adalah momentum perubahan, bukan momentum besaran turunan fisika yang didapat dari perkalian antara massa dan delta kecepatan. Jangan menyesal, kehilangan momentum tidak berarti apa-apa apalagi mengejar momentum. Banyak orang yang merasa kehilangan momentum saat di berada di sebuah ujung jalan dimana harus memilih satu dari dua hal. Sesungguhnya ketakutan kamu itulah hal terbesar yang membuat semuanya hancur berkeping-keping berubah dari momentum menjadi hanya seonggok kenangan. Well, gw sampaikan ini buat siapa aja yang masih bingung memilih apa yang bakal dilakukan buat masa depan.

Balik ke perayaan 27 tahun, well, gw tidak mengekspektasikan apa-apa terhadap momentum gw itu, gw biarkan saja itu mengalir. Kadang gw rindu jaman gw dikerjain tepat setahun yang lalu di Borneo Prince, atau saat-saat dikasih martabak di Semesta sama anak-anak KKN circa 2011, atau malah kembali ke jaman 1997 di ulang tahun gw ke-9 tadi.

***

NB: Mari belajar filsafat bersama. Belajar mencari keutuhan hidup dan kesejatian diri.
Fraiithzone Supervision Inc. Powered by Blogger.